CERPEN - Seberkas Cahaya di Langit Senja
Seberkas Cahaya di Langit Senja Oleh : Sintia NA Senja menelanjangiku, sedangkan debur ombak ikut menertawakan. Katanya, aku adalah wanita bodoh berkepala terumbu karang. Yang beberapa kali mereka mengabarkan bahwa seseorang yang kutunggu tak akan datang, selalu tak kuhiraukan. Sama sekali, kakiku tak beranjak dari tempat semula meski hanya satu senti. Aku meyakini satu hal tentang segala yang aku jalani dengannya. Dia, adalah orang yang selalu menepati janji sesulit apa pun itu. Meski sudah hampir dua jam aku menunggu di sini, seperti orang bodoh sekarat yang siap mati. Kutatap langit yang mulai memerah dan matahari yang siap menuju peraduannya. Ini adalah tempat favoritku dengannya. Kami selalu menghabiskan waktu yang entah seberapa banyak yang jelas, selalu berakhir ketika aku membuka mata sudah di dalam kamarku yang nyaman. Aku memejamkan mata, Azan berkumandang begitu jelas, menembus telinga, membuat hatiku