Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2020

Ruang Bahagia (versi 1)

Gambar
Aku menemukan diriku tanpa alas kaki, menelusuri setapak yang tak tahu berujung di mana. Terik dan senyap menusukku bertubi-tubi tanpa ampun. Aku terseok resah. Meracau dengan segala kemampuanku mengutuk takdir. Semua yang telah aku perjuangkan dengan susah payah, menghilang. Tak sedikitpun meninggalkan sisa untuk aku ambil kembali. Sejak awal, seharusnya aku tahu, tak ada yang bisa diharapkan dan diandalkan selain diri sendiri. Tak ada yang benar-benar tulus untuk berbagi segala hal. Rasanya sekarang, semuanya tampak abu-abu. Entah aku yang memang terlalu bodoh, atau kau yang sama sekali tak memiliki hati. Seharusnya aku lebih memikirkannya dengan matang. Harusnya aku menyadari, aku tidak perlu mencari ruang bahagia di kehidupan orang lain jika aku bisa membuat ruang bahagia sendiri. Sebuah ruang di mana aku akan merasa baik-baik saja di dalamnya, meski tanpa siapa-siapa.Aku menemukan diriku tanpa alas kaki, menelusuri setapak yang tak tahu berujung di mana. Terik dan senyap menusukku

Cerpen - Menyambangi Bekas Luka

Gambar
  Aku menyambangi bekas luka yang terjaga bertahun-tahun dalam kepalamu. Meski itu merupakan pengajaran terbaik dalam abad mana pun, tapi tetap saja denyutannya selalu membuatmu limbung. Kau pernah begitu tertatih dalam menata ruang rasamu sendiri. Ditinggalkan seseorang yang selalu meredam kesedihannya dengan baik untuk membuatmu bahagia memang tak mudah. Kamu dipaksa baik-baik saja serta tersenyum berjalan di atas puluhan duri. Dunia tak menginginkan bahagiamu kala itu. Kamu susah payah menjalani semuanya sejak itu. Tinggimu saat itu hanya sebatas bahuku. Setiap pagi, kamu berangkat sekolah menggunakan seragam kebanggaanmu yang berwarna putih biru. Kamu sangat senang karena berhasil masuk sekolah di kota yang merupakan sekolah favorit. Kamu yang tadinya selalu berbicara lantang dan mengatakan banyak hal, kini lebih banyak diam dan mengamati berbagai hal. Kamu terkadang berpikir apakah kamu benar-benar bisa baik-baik saja. Kamu mulai limbung, ke arah mana kamu harus berjalan