Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

Cerita Mini - Pulang ke Pangkuan

Gambar
Aku terseok, menyusuri setapak yang seperti tak berujung. Diikuti senja dengan terburu-buru. Duka sedang bergerombol mengerubungiku sekarang. Air mata kutahan sebisa mungkin agar tak jatuh lebih banyak lagi. Aku ingin sekali menolak untuk percaya, tentang semua ini. Masa-masa silam yang telah terlalui jauh tiba-tiba melemparkanku pada ingatan tentang bagaimana aku mengenal sosoknya. Laki-laki yag dua tahun lebih tua dariku. Seorang teman yang selalu rela untuk direpotkan tanpa mengeluhkan apa-apa. Perkenalan kita bermula ketika, aku dengannya diterima di perusahaan yang sama dan ditempatkan di bagian yang sama juga. Dia adalah tipe laki-laki yang agak pendiam dan lembut. Mukanya selalu ramah, jarang sekali aku mendapati wajahnya bermuka kecut saat berbincang atau bertemu dengan orang. Senyumnya sangat lebar, dan ia mempunyai suara tawa yang khas. Beberapa kali pun kita pernah melakukan perjalan bersama dengan teman-teman yang lain yang seangkatan dan sebagian juga. Hang out d

Gelombang di Dalam Tubuhmu

Gambar
Gelombang di Dalam Tubuhmu Oleh : Sintia NA Tak ada yang lebih menyebalkan untuk dilakukan selain menunggu seseorang di bawah terik yang rasanya melubangi kepala. Cuaca di sini memang tak segersang ibu kota. Tapi, cukup untuk membuat jilbab yang digunakan perempuan berbaju serba coklat itu lepek. Dari gelagatnya ia ingin segera menceburkan diri ke dasar laut, naasnya hal itu tak mungkin bisa ia lakukan. Dengan perasaan dongkol yang membuncah ia melirik ke sana-kemari, siapa tahu ia menemukan orang yang dicarinya segera. Jika saja jarak dari tempat ia berdiri ke kampung halamannya itu hanya menempuh waktu sebentar dan ia tidak lupa jalan, sudah dipastikan sedari tadi ia menginjakan kakinya kembali di tanah Madura ia tidak akan menunggu lama. Perempuan itu kembali menghela napasnya, entah itu helaan napas yang keberapa di waktunya menunggu satu jam. Tepat di satu jam lebih 30 detik, seseorang yang ditunggunya akhirnya datang. Arumna, laki-laki sekaligus sepupunya

Badai September

Gambar
Terima kasih, karena sempat hadir dan menetap memberikan kebahagiaan meski hanya sebentar. Hampir semua orang tidak menyukai sebuah perpisahan, tak terkecuali kita. Kita dipaksa untuk tidak saling mengungkapkan lagi apa yang kita rasakan di hari-hari esok. Tentang rindu, cemas, sesak, keinginan untuk saling memiliki. Berbalas pesan seperlunya tanpa menggunakan emoticon apa-apa. Kita menjadi dua manusia canggung, yang memilih untuk tidak bertatap muka untuk waktu yang lama. Bukan apa-apa, aku hanya belum siap bertatap muka dengan orang yang pernah benar-benar aku diskusikan dengan Rabb-ku pada malam-malamku. Yang ujung-ujungnya takdir memang harus memisahkan kita. Kamu dengan jalanmu dan aku dengan tujuanku. Tentang perpisahan kita, aku tidak setangguh itu, untuk tidak menangis parah ketika melepaskan kepergianmu. Aku tetaplah seorang wanita yang dipaksa untuk melepaskan hal yang dia sayang ketika dia benar-benar menginginkan itu. Hanya saja, aku lebih memilih menyimpan ker