Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

PUISI

Janur Kuning Sintia N.A Aku terdiam Terduduk penuh kesedihan Dalam waktu panjang Penuh siksaan Apa ini permainan Atau pernikahan sungguhan? Bu, haruskah semua kulakukan Untuk meraih kebahagiaan yang kau janjikan? Bagaimana dengan hatiku Tak pantas memilih kah ia? Aku bersimpuh Meraung penuh ronta Walau kau tetap menutup telinga

PUISI

Biru Kelabu Sintia N.A Kutembus cakrawala Menyapu pandang tergesa-gesa Berharap kau ada di sana Meski berakhir sia-sia Penuh harap Permohonan putus asa DImana? Beri aku petunjuk Tuntun aku menemuimu Langit bru Dimataku kau begitu pekat Membuuat aku sekarat

PUISI

Pulang                                                 Oleh : Sintia N.A Embun mulai berguguran Bunga-bunga kian bermekaran Sang pelangi tak kunjung datang Walau hanya mengucapkan salam perjalanan Tak apa. Aku paham. Dia pasti enggan. Matahari tak lama menampakan dirinya Mengusir gigil yang menusuk tulang Aku beranjak Menyusuri jalan setapak Kuhirup nafas sejenak Aku bahagia Tak ada yang aku ingin lebih dari ini Mama, tunggu aku Anakmu pulang Anakmu telah usai merantau Kini ia lelah Menjadikanmu tempat bersinggah Hingga ia menjemput pulang yang sesungguhnya
Putaran Waktu  Sintia N.A Seandainya aku bisa memutar waktu Kembali pada masa aku pertama kali mengenalmu Senyum pada bibirmu Lantunan indah suaramu Aroma tubuhmu Semua yang ada pada dirimu Aku suka Tersenyum bahagia kala bayangan itu hinggap di kepala Menghantarkan rona merah di pipi yang kentara Indah.. Awalnya sangat indah. Seperti bunga-bunga di taman Syurga Membuat bahagia jika mengingatnya. Hingga saat itu tiba. Kau membuat aku terluka. Cintaku yang sempurna tak kau anggap ada. Aku rapuh. Aku kecewa. Aku merana. Aku tak menyangka, kisah cintaku berakhir luka Kau.. Yang kucinta Sekaligus pembawa petaka

PUISI

Ayah                                                                                Sintia N.A Aku hanya aku Yang tak berarti apa-apa tanpamu Aku hanya aku Yang meratap perih kepergianmu Aku hanya aku Yang selalu merindu tanpa lelah Aku mencintaimu Sepenuhnya Seterusnya Selamanya Ayah

CERPEN

Boneka                                                                                                             Oleh : Sintia N.A Julian Troy adalah desainer kelas dunia yang rancangannya di elu-elukan semua orang. Ditambah parasnya yang rupawan menjadikan ia semakin digilai para gadis. Pada sebuah pertemuan yang tidak sengaja sore itu, terhitung sebulan yang lalu di Cafetalia yang tidak jauh dari apartemennya. Hanya perlu beberapa belokan, ia bertemu dengan gadis cantik berambut sebahu yang ia tau bernama Divanastasia. Diva adalah gadis yang menyenangkan menurutnya. Dia simple dan enak untuk diajak bicara. Ritme suaranya pun teratur, tidak seperti gadis-gadis yang ketika menemuinya selalu histeris menjerit-jerit tanpa alasan. Itu sugguh membuatnya muak dan jengah. Seperti seminggu terakhir ini. Mereka selalu menghabiskan malam di café tempat pertama kali mereka bertemu. Mereka sudah seperti kawan lama yang tidak dipertemukan selama bertahun-tahun. Tidak ada yan

Puisi_Sintia NA

Separuh Aku Aku tau. Jauh adalah jembatan panjang menuju kata sempurna untukku. Tapi, apakah kau tidak bisa membaca bagaimana isi hatiku? Yang bahkan sebelum kau membacanya, tatapanku bisa menyiratkan itu semua. Ataukah hati yang kau miliki terlalu acuh untuk menerima itu? Kau tau, waktu yang kujelajah setiap harinya seperti gurun pasir. Langitpun selalu kelabu. Angin hanya menyampaikan pesan kepedihan. Aku mulai muak hidup dengan hatiku yang semakin mengering setiap harinya. Yang rasanya aku sulit untuk berjalan. Karena separuh aku, telah terenggut. Menghilang untuk tak pernah kembali.

Puisi_Sintia NA

Pijaran Api Malam seolah disulap menjadi jelmaan siang dalam satu malam Langit yang tadinya temaram berubah haluan Ia bersinar bagaikan lampion-lampion yang memenuhi jalan-jalan Hati bergemuruh hebat menyesakkan rongga dada saking bahagia Orang-orang berlalu lalang dengan senyum mengembang Akhirnya kemenangan yang dinanti sebulan dengan setia datang 

Puisi_Sintia N.A

Penyair Kesepian Inilah aku Aku adalah aku Si penyair kesepian Bersembunyi dalam diam Menghilang saat fajar datang Tak terlihat saat malam menjelang 

Puisi_Sintia N.A

Rindu Mendesak Kalbu                                                                                                                                 Rindu Aku masih di sini Menyimpanmu dalam hari-hari Mengabadikanmu dalam bingkai hati Kini aku tak bisa memberi Apa yang kau ingini Pelepasan Bertemu ia si penggenggam harapan

Puisi_Sintia N.A

Mata Pelangi                                     Aku beku Dalam lelahku Tersungkur panjang Dalam diam Semua gelap Dingin dan mencekam Aku sekarat Izinkan aku selamat Untuk melihat malaikat penghilang lelap Kau Dimana? Mata pelangi Aku masih di sini menanti 

Puisi

Pelangi Senja                                                             Oleh : Sintia N.A Aku bagai batu Tergugu pilu Hati teriris sembilu Merana tanpa air mata Perih. Tegakah engkau. Sang pelangi senja? Kenapa? Kau merampas bahagia Menorehkan luka yang kentara Aku hanya ingin bahagia dengan dia Pemilik hati yang telah kau bawa Bukankah kau selalu hadir bersama tawa? Tapi, kenapa kali ini kau datang bersama luka? Kini aku sendiri Menggigil dalam diam

Kumpulan Puisi (Sintia NA)

Tak Berbatas Kau tahu Rasaku tak pernah berbatas oleh waktu Tak peduli seberapa cepat waktu berjalan Tak peduli seberapa kuat waktu mencoba menghapusmu dari ingatan Tapi, rasa ini akan selalu ada Tertancap sempurna dengan akar merambat pada palung hati yang sulit untuk dihilangkan Uforia Cinta Kau tahu Kau itu sama sekali bukan seperti coklat Kata manis terlalu sederhana menggambarkanmu Kau itu bagaikan.. Uforia yang selalu menyenangkan Segala rasa tercampur sempurna di dalamnya Kau tak terbatas akan benda Karena kau memang tak akan pernah habis Sekalipun mati merenggutmu Kebebasan Utuh Aku ingin sepenuhnya terbebas dari belenggumu Aku ingin merasakan baik-baik saja ketika mendengar ataupun mengingat semua hal tentangmu Namun, waktu tak pernah mengizinkan semua itu Aku masih saja terperangkap dalam sangkar yang sama Dalam ketidak mampuan membebaskan semua kenangan Tentangmu

Puisi

Ilalang berlalu lalang dalam ingatan Menghantarkanku pada masa silam Angin yang berembus kencang menusuk tulang Sampaikan pesan kematian Andai saja Aku mencegahmu lebih cepat Andai saja Aku mendekapmu lebih erat Tak mungkin saat ini aku sekarat Berjalan tanpa arah di lembah tanpa kehidupan

Ketidaktetapan Waktu

Waktu tak pernah berbohong. Tapi, ia juga tak pernah memegang janjinya. Ada saatnya ia membawamu pulang. Dengan dikemudian hari ia memaksamu pergi. Ia kejam. Tapi, cukup baik untuk mempertemukan kita meski tak lama. ia juga cukup pintar membuat hatiku berharap penuh padanya. Dengan kemudian meluruhkan semua harap.