Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2020

Cerita Tubuh-tubuh yang Mulai Lumpuh

Gambar
Mata Aku melakukan perjalan dengan beratus penglihatan. Dimulai sejak dan sampai semesta padam. Yang kebanyakan semua itu berulang di kepalaku : Bak mandi, sosok bayi, pempres. Tangan Aku sering memegang lembut-lembut kulit yang terkena sinar matahari akan berkilau. Matanya begitu halus dan menggemaskan saat ia tertawa Kaki Aku pernah berlari berkeliling dengan cemas yang begitu besar. Pernah begitu putus asa mencari yang sudah pergi. Sampai aku sadar aku tidak mungkin bisa melakukannya lagi. Hidung Aku menyukai bau-bau menggelitik yang menggemaskan. Kukecup baunya setiap hari, tapi tak pernah bosan. Tak pernah ingin dan lupa tentang bau menyenangkan itu. Telinga Suara-suara renyah yang menghangatkan hati walau berkali-kali aku mendengarnya. Aku selalu suka, meski terkadang itu harus diiringi air mata. Aku Dulu, aku pernah tidak bersyukur atas apa yang aku miliki tanpa harus kudapatkan. Sampai aku mulai kehilangan ia satu-persatu. ******* Sintia NA Pu

Untuk April Pertama

Gambar
Aku berpegang pada dinding harapan yang kian hari merapuh. Satu-satu harapan itu digugurkan oleh ancaman-ancaman, hujatan, serta kesialan yang tiba-tiba saja dimunculkan. Lonceng waktu bergetar getir. Tanda waktu yang sudah dihabiskan terlalu banyak. Dalam doa yang patah-patah dan latah. Aku terus menginginkan kesempatan. Tak ada yang tak mungkin diwujudkan dan dikabulkan jika memang diri-Nya menginginkan itu. Aku bertaruh dengan segala bekas luka, dan beribu abai yang sering dilakukan orang-orang. I trust I can Awalnya mungkin ada harapan yang dilambungkan. Kemudian tanpa tahu apapun ia dijatuhkan dengan kejam sampai sadar. Tapi, aku paham. Itu semua hanya sebuah cobaan. Dan aku dituntut serta harus melewati semuanya. ******* Sintia NA Purwakarta 01 April 2020