Lebam yang Semesta Tangguhkan di Punggungmu
Kau terbaring lemah dengan seluruh lebam yang semesta tangguhkan di punggungmu. Kau tatap penuh pada lautan yang membentang luas di depan. Kau kembali ditimang-timang masa kecil yang menyenangkan. Ia membawamu masuk jauh, seperti sebuah lubang hitam yang tidak akan pernah bisa dilepaskan ke mana pun dan kapan pun. Kamu akan selalu jatuh lagi dan lagi pada lubang yang sama. Seperti sebuah kutipan dari buku yang pernah kau baca, "Kamu tidak bisa hidup dengan sebuah masa lalu terus-menerus. Seberat dan semenyenangkan apapun itu." Kali ini, kamu baru benar-benar paham itu. Semua sudah berlari amat jauh, menggulung berlapis-lapis masa lalu. Tak ada yang ingat, tak ada yang paham, dan tak ada yang bisa dikembalikan. Kamu tahu, tapi kamu menolak. Kamu tetap bersandar pada dinding masa lalu yang selalu kamu yakini dengan sungguh-sungguh itu. Yang kau temui pada akhirnya selalu sebuah tangisan. Kau terus berlaari sepanjang hari. Tertawa begitu pedih dengan luka di sekuj