Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

Personal Branding di Era Digital

Gambar
Pernah ga sih denger apa itu personal branding? Kalo anak tik-tok dan anak instagram pasti udah ga asing lagi sama istilah ini.  Menurut Erwin dan Tumewu dalam buku Personal Brand-Inc, personal brand adalah “ Suatu kesan yang berkaitan dengan keahlian, perilaku maupun prestasi yang dibangun oleh seseorang baik secara sengaja maupun tidak sengaja dengan tujuan untuk menampilkan citra dirinya . Garis besar yang dapat kita tarik adalah personal branding itu citra atau pun image yang kita tunjukkan kepada orang lain.  Nah, saya sudah memberikan sedikit gambaran mengenai personal branding nih. Sekarang kita akan mulai mempertanyakan sebenernya seberapa penting sih personal branding itu? Apalagi di era digital ini. Tak sedikit orang yang selalu menunjukkan personal branding mereka di berbagai konten yang mereka buat. Untuk tujuan setiap orang membangun atau pun ingin menunjukkan personal brandingnya itu tergantung dari setiap diri masing-masing. Ada yang hanya ingin membagikan hal-hal yang m

Kau Tumbuhi Kepalaku dengan Aroma Wajahmu

Gambar
                                      Kita sama-sama mensiasati perihal perpisahan yang tertunda berbulan-bulan. Kamu melakukan berbagai cara dengan membuat bukti-bukti untuk menuduhku. Sedangkan aku hanya geleng-geleng, melihat kelakuan ajaibmu. Aku membuat beberapa lebam di tubuhku, merobak beberapa baju yang pernah kukenakan untuk menjatuhkanmu. Kita saling tersenyum bahagia atas kekonyolan mengerikan yang kita buat untuk pernikahan kita yang sudah terjalin beberapa tahun. Katamu peduli setan, kita memang sama-sama ingin berpisah. Hanya saja, kita terlalu tidak bisa menyingkirkan pikiran baik orang-orang tentang rumah tangga kita yang sangat harmonis. Kamu berulang kali mengatakan tak apa jika kamu dikira bajingan yang sangat kasar. Kamu juga membujukku jika tak masalah menjadi tukang selingkuh.  Meski aku sekalipun tak pernah membenarkan apapun.  Tapi, untuk membuatmu bisa bahagia karena berpisah denganku akan kulakukan. Meski aku tahu setelah perpisahan ini. Kepalaku pasti akan di

Berdamai dengan Hal Paling Menyakitkan

Gambar
 Kamu peluk dan tumpuk erat-erat rasa sakit  di hati serta kepalamu. Hari-hari buruk kemudian datang, membuatmu semakin kepayang, tak karuan. Kamu ingin berhenti, dan melepaskan semuanya tanpa merelakan dan memaafkan yang telah bersalah. Kamu ingin melindungi diri sendiri dari ego yang selalu memaksamu untuk tak mau mengakui kesalahan. Kamu selalu mencari pembenaran atas apapun yang kamu lakukan, tak peduli apapun, kamu selalu merasa yang paling benar. Kemudian, berbagai hal membuatmu kecewa dan menangis tersedu. Kamu merasa dunia tak adil, mengutuknya dengan amarah yang memburu. Menyalahkan segalanya. Berulang-ulang hal itu terjadi. Sampai pada akhirnya, kamu sampai pada titik ketika kamu mulai memikirkan segala hal yang telah kamu lakukan sejauh ini. Kamu mulai belajar menerima berbagai hal. Berlapang dada dengan segala rasa sakit. Menerima kekecewaan selebar-lebarnya dalam hatimu. Kebahagiaan sejati yang kamu cari akhirnya menghampirimu, berbincang di teras hatimu dengan penuh suka

Perjalanan Merampungkan Ingatan

Gambar
   Di suatu tempat, yang entah harus dinamai apa, gemuruh itu semakin menjadi-jadi, makin tak terkendali. Ia merengek ingin dituntaskan, tapi pada apa? pada siapa?              Dikeningmu tumbuh gelisah yang                     semakin susah diatur             Tak cukup diberikan asupan                               pengetahuan tanpa pengalaman              Sedangkan di punggungmu hinggap                mata-mata              Ia terus menempel, melihat hal-hal                     yang seharusnya tak dilihat              Perlahan tapi pasti kamu limbung,                     diterpa badai bingung              Sampai suatu hari, kamu melakukan                 perjalanan panjang merampungkan                 ingatan     Dengan gemuruh yang semakin runtuh di pundak dan dadanya, ia terseok, mencari celah untuk kembali berdiri. Tak apa, jika harus tertatih, ia hanya perlu dan ingin berjalan. Ia tak bisa tetap tinggal, tak mungkin. Di bawah malam yang semakin lengang, ia mengatupkan mata, mere