Perjalanan Merampungkan Ingatan
Di suatu tempat, yang entah harus dinamai apa, gemuruh itu semakin menjadi-jadi, makin tak terkendali. Ia merengek ingin dituntaskan, tapi pada apa? pada siapa? Dikeningmu tumbuh gelisah yang semakin susah diatur Tak cukup diberikan asupan pengetahuan tanpa pengalaman Sedangkan di punggungmu hinggap mata-mata Ia terus menempel, melihat hal-hal yang seharusnya tak dilihat Perlahan tapi pasti kamu limbung, diterpa badai bingung Sampai suatu hari, kamu melakukan perjalanan panjang merampungkan ingatan Dengan gemuruh yang semakin runtuh di pundak dan dadanya, ia terseok, mencari celah untuk kembali berdiri. Tak apa, jika harus tertatih, ia hanya perlu dan ingin berjalan. Ia tak bisa tetap tinggal, tak mungkin. Di bawah malam yang semakin lengang, ia mengatupkan mata, mere