Untuk April Pertama
Aku berpegang pada dinding harapan yang kian hari merapuh. Satu-satu harapan itu digugurkan oleh ancaman-ancaman, hujatan, serta kesialan yang tiba-tiba saja dimunculkan.
Lonceng waktu bergetar getir. Tanda waktu yang sudah dihabiskan terlalu banyak.
Dalam doa yang patah-patah dan latah. Aku terus menginginkan kesempatan. Tak ada yang tak mungkin diwujudkan dan dikabulkan jika memang diri-Nya menginginkan itu.
Aku bertaruh dengan segala bekas luka, dan beribu abai yang sering dilakukan orang-orang.
I trust
I can
Awalnya mungkin ada harapan yang dilambungkan. Kemudian tanpa tahu apapun ia dijatuhkan dengan kejam sampai sadar. Tapi, aku paham. Itu semua hanya sebuah cobaan. Dan aku dituntut serta harus melewati semuanya.
*******
Sintia NA
Purwakarta 01 April 2020
Komentar
Posting Komentar