Aku tidak Ingin Menceritakan Apa-apa Perihal Aku
Aku menemukan berpuluh-puluh mawar putih berserakan di atas darah kering di samping pelataran rumahmu.Sedangkan aku tahu, seberapa berharganya ia bagimu dan seberapa banyak kamu mencintainya. Mungkin kamu lupa menyiraminya dengan baik. Kamu luput, bahwa semua perkataan tak akan berarti apa-apa, jika tidak disertai sebuah tindakan. Mawarmu mungkin habis kesabaran sampai melukai tuannya sendiri. Kamu pergi, mawarmu layu, tempat tinggal kalian berantakan. Aku menatap ekor mata orang-orang yang melintas, tak sengaja melihat itu. Mereka meringis, prihatin, namun tetap saja cibiran yang banyak mereka perbincangkan.
Kepergianmu meninggalkan berlipat-lipat kenangan menyedihkan jika ingatan itu kembali mengahampiri.
Untuk setiap tangisan yang berhasil dikeluarkan oleh beberapa orang yang sangat menyayangimu dengan sungguh-sungguh tanpa kamu pedulikan sama sekali.
Apa aku boleh berharap sekarang kamu sedang menyesali semuanya?
Aku? Apakah aku juga kehilanganmu? Masih berhakkah aku mengatakannya?
Apa kamu masih tetap dungu akan perasaanku?
Lain kali saja. sekarang aku sedang tidak ingin menceritakan apa-apa perihal aku.
****
Purwakarta, 07 Mei 2020
Sintia NA
Komentar
Posting Komentar