Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

CERPEN

Akasia untuk Alengka Oleh : Sintia NA Nyatanya perasaan yang telanjur tumbuh dan semakin dalam sulit untuk dimatikan. Padahal dengan jelas aku sadar, hanya pengabaian yang aku dapatkan atas semuanya. Maaf. Karena tak bisa memenuhi janji, untuk selalu berdiri kokoh meski badai datang menghadang. Karena tanpamu, aku hanya pohon rapuh tanpa ranting yang menunggu untuk tumbang. Aku tahu kau lelah, aku juga. Namun, bukankah aku tak boleh menyerah sampai di sini. Jika tak ingin semuanya menjadi sia-sia? Tak  adakah untukku kesempatan lagi? Bukankah kau pernah mengatakan “Tak ada kata sempurna untuk menggambarkan manusia. Manusia selalu punya celah untuk melakukan kesalahan.” Atau memang kesalahanku tak termaafkan? Maaf. Karena aku tak bisa menjadi apa yang kau inginkan. Aku malah membuatmu merasakan sakit yang begitu dalam. Tapi, sungguh aku menyesali semuanya. Tak bisakah, kita memulainya dari awal? Kenapa, kau hanya diam? Tak pantaskah, telingaku mendengar lantunan syair...

CERPEN

Hatiku Bukan Batu Oleh : Sintia NA Aku tidak pernah mengerti ini semua akhirnya harus terjadi. Dari sekian banyak laki-laki yang aku kenal, kenapa harus dia yang mendapatkan separuh hatiku? Aku sama sekali tidak menginginkan jika hatiku harus terlukai pada akhirnya. Namun, siapa yang tahu pada siapa kita harus mempersembahkan cinta? Mengabdikan perasaan? Jika saja aku bisa memilih, namun sayangnya aku tidak diperkenankan untuk itu. **** “Maafin aku. Tapi, aku bener-bener nggak bisa ninggalin dia gitu aja.” Wajahnya sangat memelas, aku tak tega melihat itu sebenarnya. Bagaimanapun juga dia adalah salah satu yang berarti dalam hidupku. “Jadi, di sini aku harus jadi yang terlukai ya? Kata kamu, kamu lebih mencintaiku dibandingkan dia? Mana buktinya ? Pembohong!! Semua kata cinta yang kamu katakana itu dusta.” Aku hendak beranjak, namun sebuah tangan menahan pergelangan tanganku. “Aku mohon tetap tinggal. Jangan tinggalin aku. Kamu penting buat aku.” “Kalo eman...