Ukuran ke-Sempurnaan dan ke-Tidak Sempurnaan Seseorang


             Ada beberapa orang yang terlahir cantik tapi mereka tidak diberikan keleluasaan dan keinginan untuk menunjukkan itu kepada dunia. Hanya sedikit orang yang bisa menyadari bahwa seseorang itu memang benar-benar terlahir cantik. Beberapa orang tidak menunjukkannya karena ia memang ingin seperti itu, tidak ingin dianggap berlebihan oleh orang lain. Ia suka dirinya yang seperti itu. Menyukai kehidupannya yang biasa saja dan tenang.
Sedangkan beberapa orang yang terlahir biasa saja ingin membuat dunia melihatnya. Berbagai cara dilakukan. Termasuk sesuatu yang tidak dirinya sukai sekalipun.
Pada tahap ini saya menjadi bertanya-tanya, seperti apakah ukuran kecantikan seseorang itu? Apakah seseorang bisa dikatakan cantik jika ia memiliki kulit seputih bola salju? Atau seseorang yang memiliki hidung mancung seperti sebuah perosotan di taman kanak-kanak?
                Beberapa ahli memang mengatakan jika ukuran wajah sempurna seseorang bisa dilihat dari berapa jarak bagian wajah tertentu. Seperti jarak antara bibir dan hidung, mata dan jidat, dan lainnya. Tapi, apakah ketika kita telah menemukan ukuran itu lantas kita bisa menyebut seseorang yang tidak seperti itu jelek? Dan mengagungkan seseorang yang dikatakan sempurna itu?
Beberapa orang lagi bahkan tidak bisa merasakan leluasanya ketika oksigen memasuki paru-parunya, beberapa orang lagi tidak bisa menikmati keindahan luar biasa yang disajikan Tuhan di depannya. Jadi manusia seperti apa kita ini? Kenapa kita sibuk sekali membandingkan, menjelek-jelekkan bahkan menghina sesuatu yang kita anggap tidak sempurna?. Yang bahkan kita sendiri tidak tahu sejak kapan ukuran bagus-buruk, sempurna-tidal, jelek-cantik, itu ada?
                Untuk beberapa orang yang selalu menerima diri mereka apa adanya, berdamai dengan diri mereka sendiri bahwa dirinya memang berharga tanpa harus mendapatkan pengakuan dari dunia dan menjatuhkan orang lain, saya sangat salut dan berterima kasih. Terima kasih karena kamu telah mencintai dirimu sendiri lebih dari siapun. Kamu telah membebaskan dirimu untuk berbicara pada dunia bahwa kamu memang layak ada. Semoga kamu selalu bahagia.
                Teruntuk beberapa orang yang selalu ingin mendapatkan pengakuan dan menganggap orang lain tak lebih sempurna darinya. Semoga lekas bergegas untuk menuju fase yang lebih bisa menghargai diri sendiri dan mencintai orang lain dengan tulus.



Karawang, 18 Januari 2019

Sintia NA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kita Hanya Rangkaian Cerita yang Tak Tahu Akan Menjadi Apa

Aku Sedang Membaca Kata-kata Dalam Tempurung Kepalamu

CERPEN - Toples Selai Kacang