Kau Tumbuhi Kepalaku dengan Aroma Wajahmu

                                     


Kita sama-sama mensiasati perihal perpisahan yang tertunda berbulan-bulan.
Kamu melakukan berbagai cara dengan membuat bukti-bukti untuk menuduhku.

Sedangkan aku hanya geleng-geleng, melihat kelakuan ajaibmu.
Aku membuat beberapa lebam di tubuhku, merobak beberapa baju yang pernah kukenakan untuk menjatuhkanmu.

Kita saling tersenyum bahagia atas kekonyolan mengerikan yang kita buat untuk pernikahan kita yang sudah terjalin beberapa tahun.

Katamu peduli setan, kita memang sama-sama ingin berpisah. Hanya saja, kita terlalu tidak bisa menyingkirkan pikiran baik orang-orang tentang rumah tangga kita yang sangat harmonis.

Kamu berulang kali mengatakan tak apa jika kamu dikira bajingan yang sangat kasar. Kamu juga membujukku jika tak masalah menjadi tukang selingkuh. 
Meski aku sekalipun tak pernah membenarkan apapun. 

Tapi, untuk membuatmu bisa bahagia karena berpisah denganku akan kulakukan.


Meski aku tahu setelah perpisahan ini. Kepalaku pasti akan ditumbuhi oleh aroma wajahmu dan bau tubuhmu.



*****

Purwakarta, 05 Januari 2020
Sintia NA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teruntuk Semesta

Hal yang Kamu Lupakan Itu 'Aku'

Berdamai dengan Hal Paling Menyakitkan