Teruntuk Semesta

 

Teruntuk Semesta

Dari aku yang selalu mencoba baik-baik saja


 https://id.pinterest.com/pin/1078964023212234427/

              

          Entah sudah berlalu berapa lama, yang aku ingat hanya terakhir kali aku melihat senyumannya saat itu. Ketika aku masih sering merengek kesal jika tak dibelikan sesuatu yang kuinginkan. Aku sama sekali tak pernah menyesal telah dibesarkan olehmu, sungguh. Aku tak pernah merasa menjadi seseorang yang sia-sia meski akhirnya harus kau tinggalkan di saat aku belum siap sama sekali. Dulu, aku memang sering berpikir, kenapa harus aku yang mengalami ini. Namun, seiring berjalannya waktu, aku mulai paham. Tidak mungkin ada aku yang sekarang, jika aku tidak kau tinggalkan. Jika kau masih ada, hari ini mungkin aku tetap akan menjadi anak perempuan yang sangat cengeng dan manja. Sedangkan sekarang. Lihatlah aku sudah tumbuh hebat sejauh ini.

                Akhir-akhir ini, aku mulai sering berpikir tentang menjadi anak perempuan pertama di sebuah keluarga yang tak mempunyai Ayah sejak kecil. Beban yang aku tanggung ternyata berat sekali, aku baru menyadari itu sekarang. Tuhan pasti tahu bahwa aku sanggup dan bisa menanggung ini. tapi tidak salahkan? Jika aku terkadang ingin melepaskan beban ini? Aku tidak ingin menjadi satu-satunya yang harus selalu membuat orang-orang bahagia. Aku tidak ingin menjadi yang selalu menunda mimpi yang aku inginkan. Aku tidak ingin menjadi pahlawan di kehidupan orang lain. Ingin sekali aku  mengatakan itu. Tapi, takdir yang sudah ada padaku memang harus seperti ini kan? Memang tak ada pilihan lain, selain menerima semuanya dengan lapang. Mengikhlaskan berbagai hal, memang tak akan mudah. Tapi, aku yakin. Esok yang entah kapan, Tuhan sudah merencanakan berbagai hal yang lebih indah.

                Semesta, ke depannya aku mungkin tidak akan bisa baik-baik saja, walaupun begitu, aku akan selalu mencoba untuk bahagia. Jika aku bersedih, jangan lupa terbitkan pelangi setelahnya. Jika aku merasa marah, tolong kirimkan hujan untuk membuatku tenang. Seorang pahlawan tidak akan bisa membuat orang lain bahagia jika dia saja tidak bahagia. Bukankah begitu?


******

Karya ini menjadi yang salah satu diterbitkan oleh penerbit Ellunar Publisher. Masuk ke dalam 10 besar dalam kategori 'Surat'


Cikarang, 2022


Sintia NA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hal yang Kamu Lupakan Itu 'Aku'

Berdamai dengan Hal Paling Menyakitkan