Hal yang Kamu Lupakan Itu 'Aku'


Aku mengikuti langkah kakimu yang semakin memudar. Aku kepayang, berdenyut-denyut.

Sementara kau, jangankan memberhentikan langkahmu, melihatku saja enggan.


Sebelumnya di persimpangan jalan itu, sepasang bola mata kita bertemu. Kau melihatku dengan tatapan aneh yang tak pernah kau perlihatkan sebelumnya. Aku menyapamu dengan lesung pipi ramah yang selalu kau sukai. Tapi, kau malah mengernyitkan kening, seolah-olah kau telah mengganti semua kenangan yang kau punya dengan yang baru, kemudian tak ada lagi aku diingatanmu.


Aku meraihmu, menahanmu untuk tak pergi. Aku ingin menjelaskan beberapa hal dan menceritakan semuanya. Tapi kamu menepis tanganku seperti orang asing. Hingga kata-kata itu benar-benar terdengar dari mulutmu, "Siapa kamu!!!!!!"


Aku memang sudah bukan siapa-siapa dan tidak berarti lagi dalam hidupmu, tapi apakah kamu memang harus melakukan cara ini untuk membuat hatimu kembali dengan baik setelah perpisahan kita?


Aku hanya ingin melepaskanmu, bukan untuk dilupakan dari hidupmu.

Aku memang bodoh, aku sendiri yang memilih untuk terluka. Di saat luka besar itu datang ternyata aku benar-benar tak sanggup untuk menanggungnya.



****


Cikarang, 14 Agustus 2022


Sintia NA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teruntuk Semesta

Berdamai dengan Hal Paling Menyakitkan