CERMIN ( Cerita Mini )





Lelaki Manis itu Suamiku

Oleh : Sintia NA

#Repost

Semua ini tidak pernah kupikirkan sebelumnya. Sama sekali tak pernah terlintas walau itu hanya secuil. Tapi nyatanya, inilah yang aku hadapi dan harus aku jalani sekarang.
Menikah muda? Kedengarannya tidak buruk, mungkin. Entahlah, aku tak tahu. Meski, kebanyakan orang mengatakan itu sangat mengerikan.
Ketika kebebasanmu harus dirantai dan kau harus terjebak dalam ruang yang berisi tangisan anak kecil yang berisik dan memekakan telinga.
Itu terdengar berlebihan menurutku. Karena nyatanya anak kecil itu menggemaskan.
*
*
Pernikahan kami telah berjalan dua tahun. Semuanya baik-baik saja hingga detik ini. Dia memperlakukanku dengan sangat baik.
Kami dikarunia satu orang anak laki-laki yang sangat lucu, Amijaya namanya. Arti dari namanya sendiri aku kurang tahu karena dia yang memberikannya.

Beberapa kali aku pernah bertanya padanya tentang apa arti dari nama anak kami.
Tapi, dia tak pernah menjawab. Hanya senyuman manis yang ia lontarkan, selalu begitu. Terkadang aku kesal. Tapi itu tak berlangsung lama.
Karena dia selalu menyogokku dengan coklat. Aku paling tak tahan dengan yang manis-manis. Pria tua yang cerdik memang, dan menggemaskan.

Aku baru tahu, jika menikah dengan laki-laki yang lebih tua itu amat manis dan menyenangkan.
Lima belas tahun. Ya, perbedaan usia kami memang sangat jauh.

Dia benar-benar laki-laki yang mendekati kata sempurna.
Bagaimana tidak, Ia tak pernah marah-marah. Selalu menjelaskan dengan sabar sesuatu yang tidak aku pahami. Dan yang paling manis adalah dia selalu membukakan pintu ketika aku masuk. Entah itu pintu kamar kami, pintu rumah atau bahkan pintu kamar mandi sekalipun. aw!

Jika saja aku masih belum mempunyai anak. Mungkin aku akan histeris setiap hari.
Dia itu bagaikan es kelapa manis tanpa gula penghilang dahaga. Enak, segar, dan menyejukkan.
Dia juga seperti Edward Cullen versi manusia. 
Untung saja dia bukan vampire. Jika tidak, mana mungkin aku bisa bersama dengannya.
Aku beruntung mempunyainya sebagai suamiku.
Terima kasih karena selalu menjadi alasanku bahagia.
Jangan bosan cintai aku ya.
Aku cinta kamu, suamiku.

Ladian ♡ Lamrin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kita Hanya Rangkaian Cerita yang Tak Tahu Akan Menjadi Apa

Aku Sedang Membaca Kata-kata Dalam Tempurung Kepalamu

CERPEN - Toples Selai Kacang