Untuk Ke-Pedulianmu yang Ambigu



Mataku terpaku pada mutiara yang kini berwarna hitam yang diabaikan di jalan. Ia mengais berpuluh duka yang bersarang di mata dan dadanya setiap hari, di bawah terik yang membuatnya haus dan kelaparan.
Aku menduga dia seorang diri, karena tidak kutemukan sosok lain yang bisa memberikannya pelukan atau rasa aman seperti hari-hari sebelumnya. Ia terus memunguti sisa-sisa kemasan yang selalu berhasil memuaskan perut-perut lapar sang tuan yang sayangnya selalu tak peduli tentang kesehatan dan kebersihan di sekitar.

Aku terus mengikuti langkah mungilnya yang tersendat, akibat alas kakinya yang sudah tipis dan belah. Sampai ia ingin menyebrang jalan, tapi lupa tak melihat kiri-kanan. Aku memutuskan memegang tangannya, membawanya menyebrang, lantas mendudukannya di bangku yang kami temukan siang itu.

Kini aku tahu siapa anak mutiara itu. Namanya memang tak seistimewa tindakannya, tapi bagiku dia tetaplah anak istimewa.
Darinya aku belajar tentang kepedulian yang tidak hanya ada untuk diagung-agungkan, seperti sebuah famlet yang tertempel di batang pohon yang kami lewati tadi, yang bertulisan
#SAVECHILDREN



Karawang, 10 Feb 2020
Sintia NA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kita Hanya Rangkaian Cerita yang Tak Tahu Akan Menjadi Apa

Aku Sedang Membaca Kata-kata Dalam Tempurung Kepalamu

CERPEN - Toples Selai Kacang