Tak Terbatas Udara dan Kata-kata




"Sebuah permata tidak akan pernah kehilangan nilainya."

Seekor burung mengepakan sayap lebarnya dengan anggun dan tenang, setelah mendengar jawaban itu. Di sampingnya seekor burung jantan tersenyum ke arahnya. Mereka selalu menghabiskan waktu dengan bepergian ke mana pun, berhari-hari bahkan berminggu-minggu tak pulang. 

Mereka baru saja mengamati seorang anak yang terjatuh penuh dengan lumpur, tak ada satu pun anak yang menolongnya sampai seseorang yang seumuran dengannya mengulurkan tangan dengan senyum paling cerah. Kedua burung itu mengamati interaksi mereka, anak yang tadi terjatuh tidak ditolong karena ia mengenakan pakaian yang berbeda dari anak-anak yang berada di sana.

"Setiap orang tidak harus menjadi sama untuk disukai oleh orang lain." 

Burung betina tertawa dengan renyah, teman seperjalanannya benar dan ia setuju akan itu. 

"Terkadang menjadi manusia itu sangat merepotkan dan melelahkan."

"Kau benar." 

Mereka semakin asik mengepakan sayapnya, menghirup udara sebebas-bebasnya. Terbang setinggi yang mereka mau tanpa merasa terbebani apapun.

"Tetap saja, kita juga harus pulang. Ayo!"

Sedangkan dua anak di bawah sana sedang asik dengan dunia mereka, tak memedulikan apa-apa selain apa yang bisa membuat mereka tertawa dan bahagia.

***** 


Sintia NA
Cibitung, 21 Maret 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kita Hanya Rangkaian Cerita yang Tak Tahu Akan Menjadi Apa

Aku Sedang Membaca Kata-kata Dalam Tempurung Kepalamu

CERPEN - Toples Selai Kacang