Aku Sedang Membaca Kata-kata Dalam Tempurung Kepalamu

                                                                                   



Aku sedang membaca kata-kata dalam tempurung kepalamu. Aku melakukannya karena mata dan bibirmu tak pernah jujur akan apapun. Aku ingin mencari kebenaran.

Di halaman pertama, aku bertemu kelabu dalam siluet masa kecilmu. Mempunyai pipi bulat dan gigi kelinci yang menggemaskan. Sampai pertengahan semuanya sama.

Dari tiga perempat halaman, aku mengalami hal berbeda. Dalam tubuhmu tumbuh api yang sangat membara. Siapapun yang berani mendekat akan menjadi abu. Kamu menjadi keras terhadap dirimu sendiri, lebih dari yang bisa dibayangkan. 

Mendekati akhir halaman, kamu berubah menjadi seperti mayat hidup yang tidak bisa apa-apa. Semua hal, semua orang berasa melaju amat sibuk di hadapanmu tanpa memedulikan keberadaanmu sedikitpun.
Kamu mulai menangis dan meratapi semuanya.

Semuanya kamu sesali, termasuk pertemuan denganku. Andai waktu mau berbaik hati kembali dan menunggu. Andai pertemuan bisa lebih lama terjadi. Andai kamu tidak menjadi keras kepala dan egois terhadap segalanya, termasuk perasaanku.

Aku berhenti pada halaman itu, dan meninggalkanmu.


****


Purwakarta, 17 Juni 2020
Sintia NA

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kita Hanya Rangkaian Cerita yang Tak Tahu Akan Menjadi Apa

CERPEN - Toples Selai Kacang